Paetongtarn Shinawatra Terpilih Jadi PM Thailand di Usia 37 Tahun, Ayah dan Bibinya Pernah Berkuasa
Anggota Parlemen Thailand pada Jumat (16/8/2024), memilih Paetongtarn Shinawatra yang baru berusia 37 tahun sebagai Perdana Menteri (PM) Thailand.
Ya, Paetongtarn tidak lain adalah putri miliarder Thaksin Shinawatra yang juga pernah menjabat sebagai PM Thailand.
Perempuan muda yang dikenal dengan panggilan "Ung Ing" itu pun kini tercatat sebagai pemimpin termuda dalam sejarah Thailand sebagai negara monarki konstitusional.
Paetongtarn Shinawatra kemudian mencatatkan diri menjadi PM perempuan kedua di kerajaan ini, menyusul bibinya.
Pemilihan PM Thailand kali ini dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi negara tersebut memecat Perdana Menteri sebelumnya, Srettha Thavisin, karena mengangkat seorang menteri yang pernah dihukum karena melakukan tindak kriminal.
Pemecatan Srettha pada Rabu (14/8/2024) merupakan babak terbaru dalam pertarungan yang telah berlangsung lama antara militer, kelompok pro-kerajaan, dan partai-partai populis yang terkait dengan ayah Paetongtarn, seorang taipan telekomunikasi dan mantan pemilik Manchester City.
Partai Pheu Thai sendiri telah memilih Paetongtarn sebagai kandidat pengganti Srettha pada Kamis (15/8/2024). Tak satu pun dari 10 partai lain dalam koalisi yang dipimpinnya mengajukan calon pengganti.
Bhumjaithai -partai terbesar ketiga di parlemen- mengatakan, mereka telah “setuju untuk mendukung calon dari Pheu Thai dalam pemungutan suara pada Jumat.
Sebagaimana dilansir AFP, Paetongtarn terbilang baru di dunia politik Thailand.
Sebelum memasuki dunia politik pada akhir 2022, ia membantu menjalankan cabang hotel dari kerajaan bisnis keluarganya.
Paetongtarn terpantau hampir selalu hadir di jalur kampanye selama pemilihan umum tahun lalu.
Pemilu tahun lalu diketahui menghasilkan kemenangan bagi bagi Partai Move Forward (MFP) yang progresif setelah berjanji untuk meninjau undang-undang lese-majeste yang ketat di negara itu dan menghentikan monopoli bisnis yang kuat.
Namun, para senator yang khawatir memblokir upaya MFP untuk membentuk pemerintahan.
Pheu Thai kemudian membentuk aliansi dengan partai-partai pro-militer yang pernah menentang Thaksin dan para pengikutnya, yang mengarah pada naiknya Srettha.
Kurang dari setahun kemudian, ia menjadi Perdana Menteri dari Pheu Thai ketiga yang didepak oleh Mahkamah Konstitusi.
Srettha digulingkan atas penunjukannya terhadap Pichit Chuenban, seorang mantan pengacara yang terkait dengan keluarga Thaksin yang memiliki catatan kriminal.
Minggu lalu, pengadilan juga memutuskan untuk membubarkan MFP dan melarang anggota dewan eksekutifnya berpolitik selama 10 tahun, meskipun partai ini dengan cepat meluncurkan kembali namanya sebagai Partai Rakyat.