Neuralink Berhasil Tanam Implan Chip di Otak Pasien Kedua
Startup milik Elon Musk, Neuralink, berhasil mengimplan alat semacam chip ke pasien kedua mereka yang mampu membuat seseorang lumpuh bisa menggunakan perangkat digital hanya menggunakan pikiran.
Neuralink sedang dalam proses menguji alat mereka yang bertujuan membantu orang-orang memiliki cedera tulang belakang. Alat ini telah membantu pasien pertama bermain gim video, menjelajah internet, mengunggah di media sosial dan menggerakkan kursor di laptop.
Menurut pemberitaan Reuters, Musk, pada Jumat (3/8), memberi sedikit rincian tentang pasien kedua ini dalam sebuah podcast yang berlangsung selama delapan jam.
Dia mengatakan pasien kedua punya cedera tulang belakang seperti pasien pertama, penyebabnya adalah kecelakaan saat menyelam.
Musk bilang 400 elektroda implan pada otak pasien kedua berfungsi. Neuralink di situs resminya menyatakan bahwa implan menggunakan 1.024 elektroda.
"Saya tak ingin mengatakan hal buruk, tetapi tampaknya implan kedu berjalan sangat baik," ujar Musk ke pembawa acara podcast Lex Fridman.
"Ada banyak sinyal, banyak elektroda. Semuanya bekerja dengan sangat baik," ucap Musk lagi.
Musk tak mengungkap kapan pasien kedua Neuralink menjalani operasi implan alat. Namun dia mengatakan Neuralink akan menyediakan implan serupa kepada delapan pasien lagi tahun ini sebagai bagian dari uji klinisnya.
Pasien pertama, Noland Arbaugh, juga diwawancarai dalam podcast tersebut, bersama tiga eksekutif Neuralink, yang memberi rincian tentang cara kerja implan dan operasi yang dipimpin robot.
Sebelum Arbaugh menerima implannya pada Januari, ia menggunakan komputer memakai tingkat di mulutnya untuk mengetuk layar perangkat tablet. Arbaugh mengatakan dengan alat di otaknya dia kini hanya perlu memikirkan apa yang dia mau di layar komputer dan alat itu mewujudkannya.
Arbaugh menyebut alat ini membantunya mandiri dan mengurangi ketergantungan pada pengasuh.
Arbaugh juga bilang awalnya mengalami masalah setelah dioperasi, ketika kabel kecil implannya tertarik sehingga menyebabkan elektroda kehilangan sebagian besar kemampuan mengukur sinyal otak.
Neuralink menyatakan mereka telah memulihkan kemampuan implan untuk memantau sinyal otak Arbaugh dengan melakukan perubahan yang mencakup modifikasi algoritma agar lebih sensitif.
Arbaugh telah memperbaiki rekor dunianya sendiri soal kecepatan mengontrol kursor menggunakan pikiran.
"Hanya dengan sekitar 10, 15 persen elektroda yang berfungsi," jelas Musk di podcast tersebut.