Mistisnya Stasiun Ambarawa Di Semarang
SEMARANG - Selain memiliki nilai sejarah, Stasiun Ambarawa di Desa Tegalrejo, Kecamatan Amabarawa, Semarang, Jawa Tengah ternyata menyimpan kisah mistis.
Hal itu diungkap oleh pemandu wisata Rudi Harjanto (48), yang menyebutkan di sekitar toilet Stasiun Ambarawa ada sosok kuntilanak.
Kabarnya, sosok tersebut sering menampakan diri kepada warga sekitar maupun para tamu yang datang.
"Terus juga ada kereta seri C1016 pernah tabrak orang sampai meninggal. Konon katanya darah orang yang tertabrak itu dikasih perasan jeruk dan bunga, setiap malam di kereta itu ada yang nangis," katanya saat ditemui di lokasi, Jumat (9/8/2024) lalu
Meski sering mendengar cerita horor dari warga sekitar, ia belum pernah menemukan sosok kuntilanak maupun tangisan korban tabrak kereta.
Sementara, untuk hantu sosok atau penampakan pasukan tentara penjajah, lebih banyak ditemui di Barak Bantir.
Rudi mengaku, di sana sering ada penampakan barisan tentara Jepang tanpa kepala dan membuat warga kabur usai melihatnya.
"Perlu diketahui saat terjadi peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, jadi tidak ada laki-laki yang ditahan di sini karena khusus wanita dan anak-anak, mereka ditahan secara tidak manusiawi," tegasnya.
Ketika Belanda kembali menambil kekuasaan, banyak terjadi pembantaian tentara Jepang hingga pemenggalan kepala.
Hal itulah yang diyakini warga sekitar bahwa hantu tentara Jepang tanpa kepala, merupakan peristiwa pembalasan Belanda.
"Karena memang mereka dibunuh dengan cara yang sama (disiksa dan dipenggal)," jelasnya.
Oleh karena itu, ia memastikan hantu tanpa Kepala yang terlihat di sekitar Bantir sampai Benteng sebelun Stasiun Ambarawa adalah tentara Jepang.
"Karena situasi setelah 1945 Belanda kembali ke sini lagi," imbuhnya.
Sebelumnya, Kecamatan Ambarawa terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan salah satu daerah penghasil kopi serta gula yang terkenal saat zaman penjajahan Hindia Belanda.
Ambarawa memiliki luas 56,12 km dan berpenduduk 59.914 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.486 jiwa/km
Namun, Kota Ambarawa saat ini mengalami proses transisi dari daerah pertanian menjadi beberapa kegiatan utama berupa jasa, perdagangan dan industri terutama kayu dan tekstil.
Sebagai informasi, Ambarawa di kelilingi beberapa gunung besar antara lain Gunung Ungaran, Merbabu, Telomoyo, Kelir.
Selain gunung, Ambarawa juga memiliki sejumlah bukit yaitu Kendalisodo, Potro, Kendil dan Gajah.
Rudi Harjanto (48) mengatakan, pemerintahan Hindia Belanda menobatkan kawasa Ambarawa sebagai daerah militer dan dibangun sebuah benteng bernama Willem I.
Willem I adalah nama seorang raja Belanda dan Adipati Agung Luksemeburg pertama yang cintai oleh rakyat negeri kincir angin pada masa itu.
Sehingga namanya diabadikan menjadi sebuah benteng militer di Amabarawa, Semarang Jawa Tengah.
Kemudian oleh pemerintahan Hindia Belanda, dibangun sebuah stasiun kereta api karena hasil pertanian di sana yang semakin berlimpah sehingga butuh transportasi yang cepat dan efisien.
"Dibangunnya stasiun ini untuk kepentingan militer dan distiribusi produksi. Jadi berbeda dengan jalur lain, di antara Stasiun Kedungjati dengan Ambarawa kemudian di teruskan sampai ke Magelang dan Yogyakarta, adalah untuk distibusi hasil gula," terangnya